Langsung ke konten utama

Menghitung Jumlah Barang dengan Menggunakan Function

Function adalah sekumpulan instruksi yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu secara otomatis.Dalam database, Function sering digunakan untuk menghitung, memproses, atau mengembalikan nilai tertentu, seperti menghitung jumlah barang dengan SUM() atau COUNT(). Soal  1. Buat function untuk menghitung jumlah barang dari semua data barang. 2. Buat function untuk menghitung jumlah barang dari semua data barang, tambah 1 parameter untuk batas stok. Jadi Count data yang stok nya dibawah inputan.

BEBERAPA METODE SDLC

 

SDLC-SOFTWARE DEVELOPMENT LIFE CYCLE


APA ITU SDLC ?




SDLC atau Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak, SDLC adalah singkatan dari Software Development Life Cycle, SDLC adalah suatu pendekatan sistematis yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk memastikan kualitas dan keberhasilan proyek. 

SDLC melibatkan serangkaian langkah-langkah atau tahapan yang harus dilalui dari awal hingga akhir proses pengembangan perangkat lunak.


SDLC dapat diimplementasikan dalam berbagai model pengembangan, seperti model waterfall, model iteratif, model spiral, dan agile. Setiap model memiliki pendekatan dan karakteristik yang berbeda, tergantung pada kebutuhan dan karakteristik proyek
.


 

1. SDLC-Waterfall


Model SDLC Waterfall, juga dikenal sebagai model pengembangan linier atau model cascading, adalah salah satu pendekatan yang paling tradisional dan bersifat sekuen dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam model ini, setiap fase dalam proses pengembangan harus selesai sebelum memulai fase berikutnya. Ini menciptakan aliran kerja yang lurus atau "turun" (seperti air terjun), di mana setiap tahapannya bergantung pada penyelesaian tahapan sebelumnya.

   


Tahapan-Tahapan Dalam Metode SDLC-Waterfall



https://lp2m.uma.ac.id
/wp-content/uploads/2022/06/Waterfall2.png



Beberapa Tahapan-tahapan dalam metode Waterfall Development Cycle sebagai berikut:


  1. Requirement Analysis (Analisis Kebutuhan)

  2. Pada tahap ini, kebutuhan bisnis dan pengguna dikumpulkan dan dianalisis dengan seksama.

    Hasil dari analisis ini diterjemahkan menjadi sebuah dokumen kebutuhan perangkat lunak.

  3. System Design (Perancangan Sistem)

  4. Arsitektur perangkat lunak dirancang berdasarkan kebutuhan yang telah dianalisis.

    Desain detil sistem dan struktur data didefinisikan.

  5. Deployment (Pengiriman)

  6. Setelah perangkat lunak dinyatakan siap, maka diterapkan atau didistribusikan ke lingkungan produksi.

    Pengguna akhir dapat mulai menggunakan perangkat lunak tersebut.

  7. Testing (Pengujian)

  8. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi sesuai dengan spesifikasi.

    Tahap ini mencakup pengujian unit, integrasi, dan pengujian sistem secara keseluruhan.


  9. Maintenance (Pemeliharaan)

  10. Setelah implementasi, perangkat lunak memasuki tahap pemeliharaan.

    Pemeliharaan dapat mencakup perbaikan bug, peningkatan kinerja, atau penambahan fitur.



Kelebihan Metode Waterfall




  • Struktur yang Jelas
    Model waterfall memiliki struktur tahap-tahap yang jelas dan linier. Setiap tahap memiliki tujuan dan tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik, memudahkan perencanaan dan pelaksanaan proyek.

  • Dokumentasi yang Kuat
    Setiap tahap dalam model waterfall memerlukan dokumentasi yang detail. Hal ini dapat membantu dalam memahami dan mendokumentasikan setiap aspek proyek secara menyeluruh.

  • Pendekatan yang Mudah Dimengerti
    Karena sifat linier dan sekuen model waterfall, pendekatan ini mudah dimengerti oleh tim proyek dan pemangku kepentingan. Ini dapat mempermudah komunikasi dan kolaborasi dalam proyek.

  • Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik
    Karena setiap tahap memiliki pemeriksaan dan pengujian yang ketat, kesalahan atau risiko dapat dideteksi lebih awal dalam siklus pengembangan, sehingga memungkinkan tindakan perbaikan.




Kekurangan Metode Waterfall


  • Ketidakmampuan Menanggapi Perubahan
    Salah satu kekurangan utama dari model waterfall adalah ketidakmampuannya menanggapi perubahan kebutuhan. Jika ada perubahan kebutuhan atau spesifikasi di tengah jalan, maka mungkin sulit dan mahal untuk mengimplementasikannya setelah proyek sudah dimulai.

  • Evaluasi Kualitas Terlambat
    Pengujian umumnya dilakukan pada tahap akhir pengembangan. Jika terdapat kesalahan atau masalah kualitas, mereka mungkin baru terdeteksi pada tahap ini, yang dapat mengakibatkan perubahan besar dan biaya tambahan.

  • Tidak Memungkinkan Umpan Balik Awal dari Pengguna
    Keterlibatan pengguna dalam tahap awal pengembangan mungkin terbatas. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan dan ekspektasi pengguna.

  • Proses yang Lama
    Model waterfall cenderung memakan waktu yang cukup lama sebelum produk akhir dapat disampaikan kepada pengguna. Ini bisa menjadi kelemahan dalam situasi di mana cepatnya pengembangan atau penyelesaian proyek sangat penting.



2. SDLC-AGILE








Software Development Life Cycle Agile (SDLC AGILE) adalah pendekatan berulang dan bertahap terhadap pengembangan perangkat lunak yang memprioritaskan fleksibilitas, kolaborasi, dan umpan balik pelanggan. Metodologi Agile menekankan pada pengiriman perangkat lunak yang kecil dan fungsional secara berkala, sehingga memungkinkan adaptasi yang cepat terhadap perubahan kebutuhan. Berikut adalah prinsip dan fase utama Agile SDLC.



Tahapan-Tahapan Dalam Metode SDLC-AGILE


Sumber; https://www.dicoding.com/blog/
wp-content/uploads/2021/07/1592-1024x768.jpg



Beberapa Tahapan-tahapan dalam metode Agile Development Cycle sebagai berikut:


  1. Backlog Produk (Product Backlog):

  2. Ini adalah daftar seluruh pekerjaan yang perlu dilakukan pada proyek, termasuk fitur baru, perbaikan, dan perubahan lainnya.

    Pemilik produk (Product Owner) bertanggung jawab untuk membuat dan mengelola backlog produk. 


  3.  Perencanaan Sprint (Sprint Planning):

  4. Pada awal setiap sprint, tim Scrum melakukan perencanaan untuk menentukan pekerjaan yang akan diselesaikan selama sprint tersebut. 

    Pekerjaan diambil dari backlog produk dan dipecah menjadi tugas-tugas lebih kecil. 


  5.  Pengembangan (Development):

  6. Tim pengembang bekerja untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan dalam sprint planning. 

    Kode perangkat lunak dikembangkan, diuji secara unit, dan diintegrasikan secara teratur selama sprint.


  7. Pengujian (Testing):

  8. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak berfungsi sesuai dengan spesifikasi.

    Tahap ini mencakup pengujian unit, integrasi, dan pengujian sistem secara keseluruhan.


  9.  Revisi (Review):

  10. Pada akhir setiap sprint, tim dan pemilik produk melakukan review untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah diselesaikan.

    Hasilnya, seperti produk yang dapat digunakan, dipresentasikan kepada pemangku kepentingan. 


  11. Retrofleksi (Retrospective):

    Setelah review, tim melakukan retrospektif untuk mengevaluasi proses dan mencari cara untuk meningkatkannya. - Pembaruan atau perubahan proses dapat diusulkan untuk iterasi berikutnya.




Kelebihan Metode Agile




  • Pengiriman Berkala
    Produk yang dapat digunakan dikirimkan secara berkala pada akhir setiap iterasi atau sprint, memungkinkan pelanggan untuk segera melihat dan menggunakan fungsionalitas baru.

  • Keterlibatan Pelanggan yang Intensif
    Pelanggan dan pemangku kepentingan terlibat secara aktif dalam seluruh siklus pengembangan, memberikan umpan balik yang berharga dan memastikan kebutuhan mereka dipahami.

  • Peningkatan Kualitas
    Pengujian terintegrasi secara terus-menerus selama pengembangan, sehingga kesalahan dapat terdeteksi dan diperbaiki lebih awal, meningkatkan kualitas keseluruhan produk.

  • Efisiensi Biaya dan Waktu
    Fokus pada pengiriman produk berfungsi secara berkala dapat mengurangi risiko pemborosan sumber daya dan mempercepat waktu ke pasar.


Kekurangan Metode Agile




  • Tidak Cocok untuk Semua Proyek
    Model ini mungkin kurang efektif untuk proyek-proyek yang memiliki kebutuhan yang sangat stabil dan terdefinisi dengan baik sejak awal.

  • Ketergantungan pada Keterlibatan Pelanggan
    Keberhasilan SDLC Agile bergantung pada keterlibatan dan kesiapan pelanggan untuk memberikan umpan balik secara teratur. Jika pelanggan tidak aktif terlibat, dapat menghambat kemajuan.

  • Peningkatan Kompleksitas Manajemen
    Memerlukan manajemen yang baik untuk mengelola proses iteratif, merencanakan sprint, dan memastikan koordinasi yang efektif di antara anggota tim.

 



3. SDLC-PROTOTYPE



SDLC Prototype (Software Development Life Cycle Prototype) adalah pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak di mana sebuah prototipe atau model awal dari sistem yang akan dikembangkan dibuat sebelum membangun produk perangkat lunak secara keseluruhan. Prototipe ini digunakan untuk memberikan gambaran awal kepada pengguna atau pemangku kepentingan tentang bagaimana produk akhir akan beroperasi dan terlihat.



Tahapan-Tahapan Dalam Metode SDLC-PROTOTYPE




Beberapa Tahapan-tahapan dalam metode Agile evelopment Cycle sebagai berikut:


  1. Penetapan Kebutuhan (Requirements Gathering): Identifikasi dan kumpulkan kebutuhan awal dari pengguna atau pemangku kepentingan. Tentukan fungsionalitas utama yang harus dimasukkan ke dalam prototipe.                                                                                                              
  2. Perancangan Prototipe (Prototype Design): Desain awal prototipe berdasarkan kebutuhan yang dikumpulkan. Pilih teknologi dan alat yang sesuai untuk mengimplementasikan prototipe.                                            
  3. Pembuatan Prototipe (Prototype Development):   Implementasikan prototipe perangkat lunak berdasarkan   desain yang telah disetujui Fungsionalitas prototipe mungkin hanya mencakup   sebagian dari sistem yang akan datang.                                                                                                                              
  4. Evaluasi Prototipe (Prototype Evaluation):   Ajak pengguna atau pemangku kepentingan untuk mengevaluasi prototipe. Fokus pada fungsionalitas dan desain untuk mendapatkan umpan balik yang berharga.                                                                                                                                                      
  5. Refinemen Prototipe (Prototype Refinement): Berdasarkan umpan balik, lakukan perubahan dan perbaikan pada prototipe Proses evaluasi dan perbaikan dapat diulang beberapa kali.                                                                                          
  6. Pengujian Prototipe (Prototype Testing): Uji fungsionalitas prototipe untuk memastikan bahwa itu memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi. Identifikasi dan perbaiki masalah atau kekurangan yang mungkin muncul.                                                                                                                                                                
  7. Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan: Lakukan komunikasi rutin dengan pemangku kepentingan untuk memberikan pembaruan tentang perkembangan prototipe.Terbuka terhadap umpan balik dan pertanyaan.                    
  8. Dokumentasi Prototipe:  Dokumentasikan  fungsionalitas, desain, dan perubahan yang telah dilakukan pada prototipe. - Dokumentasi ini dapat digunakan sebagai referensi selama dan setelah pengembangan.                                                                      
  9. Implementasi Final:  Setelah prototipe dianggap memenuhi kebutuhan dan mendapatkan persetujuan, implementasikan versi final dari perangkat lunak.                                                                                                                
  10. Pemeliharaan dan Peningkatan: Setelah produk diimplementasikan, lakukan pemeliharaan rutin dan identifikasi peluang untuk meningkatkan sistem berdasarkan umpan balik dan pengalaman pengguna.



Kelebihan Metode Prototype




  • Keterlibatan Pengguna
    Memberikan kesempatan untuk melibatkan pengguna atau pemangku kepentingan sejak dini dalam proses pengembangan. Prototipe membantu mereka untuk lebih baik memahami dan merespons kebutuhan mereka.

  • Umpan Balik Awal
    Menghasilkan umpan balik pengguna awal yang dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan yang mungkin terlewatkan dan memperbaiki masalah sejak awal.

  • Adaptabilitas terhadap Perubahan
    Sangat fleksibel terhadap perubahan kebutuhan, dan perubahan dapat diterapkan dengan mudah pada prototipe sebelum mengembangkan produk perangkat lunak secara keseluruhan.

  • Risiko Proyek yang Dikurangi                                            Dengan membuat prototipe sebelumnya, risiko proyek dapat dikenali dan dikurangi lebih awal, sebelum menghabiskan banyak sumber daya pada pengembangan produk akhir.



Kekurangan Metode Prototype




  • Biaya Pembuatan dan Pemeliharaan Prototipe
    Pembuatan prototipe awal dapat memerlukan biaya dan waktu tambahan. Selain itu, pemeliharaan prototipe dan pengembangan iteratifnya juga dapat menambah biaya secara keseluruhan.

  • Kesulitan Mengelola Prototipe
    Jika tidak dikelola dengan baik, prototipe dapat menjadi kompleks dan sulit untuk dikelola seiring dengan penambahan fitur dan perubahan.

  • Dokumentasi yang Terbatas
    Fokus pada pengembangan cepat prototipe dapat menyebabkan dokumentasi yang terbatas atau tidak lengkap, yang dapat menyulitkan pemahaman sistem bagi anggota tim baru atau pemeliharaan sistem di masa depan.

  • Waktu Pengembangan yang Lebih Lama                          Pada akhirnya, jika perbaikan dan perubahan berulang pada prototipe tidak terkendali, waktu pengembangan akhirnya dapat lebih lama dibandingkan dengan model pengembangan lainnya.




project by: yogifendi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trigger MySQL : untuk Mengelola Stok dan Harga Pesanan

Dalam sistem informasi penjualan, pengelolaan stok dan harga sangat penting. MySQL Trigger dapat mengotomatisasi pembaruan stok dan harga secara real-time. Artikel ini akan membahas cara membuat trigger untuk dua skenario umum dalam penjualan. Soal tugas menggenai Trigger untuk : 1. mengupdate harga di tabel pesanan saat harga barang berubah 2. mengembalikan stok barang saat pesanan dihapus 1. Trigger update harga Trigger ini akan memastikan harga di pesanan_detail selalu sinkron dengan harga di tabel barang. demonstrasi trigger ke-1 Tabel Barang Tabel Pesanan Detail Data awal: Di tabel barang, PS 5 (id_barang = 1) memiliki harga Rp. 7.000.000  Di tabel pesanan_detail, dengan id_detail = 1 yang memiliki id_barang = 1, tercatat qty = 2 dengan harga Rp. 14.000.000 Sekarang kita akan memperbarui harga di tabel barang dari Tabel pesanan detail. Kita ubah harganya menjadi 15.000.000 Setelah trigger dijalankan: Harga PS 5 di tabel barang yang sebelumnya Rp. 7.000.000 akan diperbarui menj...

Penjelasan menu bar phpmyadmin

Di phpMyAdmin , menu bar adalah elemen penting yang memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai fungsi dan fitur untuk mengelola database MySQL . Menu bar ini biasanya berada di bagian atas atau samping antarmuka phpMyAdmin dan menyediakan akses ke berbagai alat administratif. Berikut bebrapa Elemennya:   BROWSE Digunakan untuk melihat isi tabel secara langsung dan Menyajikan data dalam format tabel yang terstruktur. STRUCTURE Menampilkan struktur tabel dalam database yang dipilih, termasuk kolom, tipe data, dan indeks. SQL Memberikan akses ke antarmuka untuk menjalankan Kueri SQL secara langsung. Anda bisa mengetikkan kueri SQL di sini dan menjalankannya untuk mendapatkan hasil atau melakukan perubahan. INSERT Memungkinkan Anda untuk menambahkan data baru ke dalam tabel yang dipilih. PRIVILEGES Menampilkan daftar semua pengguna yang ada di server MySQL beserta informasi tentang hak akses yang mereka miliki.

Procedure: MySQL

 Procedure (prosedur) di MySQL adalah sekumpulan perintah SQL yang disimpan dalam database dan dapat dipanggil berulang kali. Prosedur berfungsi mirip seperti fungsi, tetapi tidak mengembalikan nilai langsung kecuali melalui variabel output, dan memungkinkan penyimpanan logika bisnis serta operasi database dalam satu kesatuan. Kegunaan Procedure MySQL Automasi Tugas Berulang: Menjalankan operasi seperti penambahan, penghapusan, atau pembaruan data secara otomatis. Efisiensi Pengolahan Data: Prosedur memproses operasi database kompleks lebih cepat, mengurangi lalu lintas data antara server dan aplikasi. Konsistensi Logika Bisnis: Memastikan logika bisnis selalu sama setiap kali dijalankan. Keamanan Lebih Tinggi: Mengontrol akses ke data sensitif tanpa memberi akses langsung ke tabel. Pemrosesan Batch: Menjalankan banyak perintah sekaligus, cocok untuk pengolahan data dalam jumlah besar. Alasan Menggunakan Procedure di MySQL Mengurangi Duplikasi Kode: Menyimpan logika yang sering dip...